ASA CITA… TINA
Karya : Tatang Komarudin, S.Pd
Tina seorang siswa di sebuah sekolah
dasar di desanya. Ia kelas enam yang baru saja mengikuti ujian sekolahnya. Tina
hidup dari keluarga yang sedehana. Ayahnya bekerja serabutan sementara ibunya
hanya seorang pembantu rumah tangga yang gajinya hanya cukup untuk keperluan makan sehari-hari.
Sambil menunggu hasil ujian
sekolahnya, Tina bekerja di rumah teangganya. Hal ini ia lakukan karena Tina
ingin melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMP. Upah yang diterimanya selalu
ditabung untuk bekal melanjutkan sekolahnya.
Hari yang dinanti-nanti pun tiba.
Tina lulus dari ujian sekolahnya dengan mendapatkan nilai yang baik. Ia pun
sangat senang. Ia bertekad untuk melanjutkan sekolahnya. Ia pun ingin
mengutarakan keinginanya kepada orang tuanya.
“
Sudah saja kamu hanya tamat SD “ ucap ayahnya
ketika Tina mengutarakan keinginannya untuk
melanjutkan sekolahnya.
Tina tidak bersedih ia tetap nekad
untuk melanjutkan sekolahnya walaupun bapaknya menentang keinginan Tina. Tanpa
sepengetahuan bapaknya ia mendaftarkan ke sebuah SMP negeri di desanya. Ia pun
diterima di sekolah tersebut.
“
Sudah bapak katakan, bapak tidak punya uang untuk biaya melanjutkan sekolah “
ucap bapaknya
“
Bapak tidak perlu cemas, Tina memiliki tabungan untuk melanjutkan sekolah dari
hasil Tina
bekerja
membantu Bu Euis” jawab Tina
Bapaknya Tina hanya diam saja melihat
kegigihan anaknya untuk meraih cita-cita ingin melanjutkan sekolah. Dia hanya
diam …hanya bisa menatap anak sulungnya.
Tina pun melakukan daftar ulang karena
diterima di sekolahnya. Ia membawa uang hasil keringatnya bekerja membantu di
rumah tetangganya. Ia sangat sedih karena uangnya tidak cukup. Ia mendapat
keringanan biaya dari sekolahnya.
Karena sudah sekolah, sebelum adzan
subuh Tina sudah bangun. Setelah solat subuh ia pergi kerumah tetangganya untuk
membantu pekerjaan rumah. Tidak sungkan-sungkan Tina mencuci piring, pakaian,
mengepel bahkan pergi ke pasar untuk
belanja harian Bu Euis.
Dengan gajih membantu pekerjaan rumah
tetangganya Tina membiayai sekolahnya. Kadang-kadang tidak cukup tapi ia tetap
bekerja keras. Ia pun selalu meminta maaf bila datang terlambat di sekolah.
Gurunya pun memakluminya.
“
Maaf , Bu, saya terlambat lagi “ ucapan Tina jika terlambat.
Tak terasa waktu sudah tiga tahun
Tina belajar di sekolah menengahnya. Tina pun dinyatakan lulus dari sekolahnya.
Dengan berbekal ijazah SMP nya ia melamar pekerjaan di sebuah pabrik. Tina pun
bekerja di pabrik itu…dan tidak membantu di rumah tetangganya. Ia pun sangat
senang walau hanya tamat SMP dan sudah bekerja. Bapaknya yang tadinya menentang
kini merasa senang karena Tina berhasil meraih cita-citanya untuk melanjutkan
sekolahnya walau hanya tamat SMP.
“
Dengan gajih bekerja di pabrik ini akan kubantu orang tuaku, aku ingin
membiayai adikku yang laki- laki agar
bisa melanjutkan sekolah ke tingkat SMK “ gumam Tina sambil memegang uang gajihannnnya.

No comments:
Post a Comment